Desa

Mulyoagung Jadi Desa Pertama di Bojonegoro Terapkan Teknologi Light Trap Insect untuk Pertanian Cerdas

Bojonegoro, 7 Agustus 2025 – Sebuah langkah inovatif dalam dunia pertanian dilakukan oleh Desa Mulyoagung, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro. Untuk pertama kalinya di wilayah ini, dilakukan pemasangan Light Trap Insect (LTI), sebuah alat canggih berbasis tenaga surya yang digunakan sebagai perangkap hama di lahan persawahan.

Kegiatan ini menjadi pionir di Kabupaten Bojonegoro, sejalan dengan semangat menuju pertanian cerdas (smart farming) yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi.

Pemasangan LTI dilaksanakan langsung di areal persawahan milik petani setempat, dan disambut antusias oleh warga serta berbagai pihak terkait. Kepala Desa Mulyoagung, Abdi Nugroho, dalam sambutannya mengatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan hasil pertanian sekaligus menekan kerugian akibat serangan hama.

“Kami ingin menjadikan Mulyoagung sebagai desa percontohan dalam penggunaan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dan efisien. LTI ini memanfaatkan tenaga surya dan bekerja otomatis memerangkap serangga hama di malam hari,” jelas Abdi.

Turut hadir dalam kegiatan ini,Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bojonegoro, Mustakim, dan Ketua Pemuda Tani Bojonegoro Yaumitdin Sugianto, yang mengapresiasi inisiatif tersebut. Ia menilai bahwa penerapan teknologi seperti ini akan menjadi titik balik bagi pertanian di Bojonegoro untuk lebih maju dan modern.

“Ini adalah awal yang baik. HKTI dan Pemuda Tani  Bojonegoro siap mendukung pengembangan teknologi semacam ini agar bisa diperluas ke desa-desa lain,” ujarnya.

Sementara itu, Iskak, selaku Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Balen, menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan agar petani tidak hanya bisa menggunakan alat, tetapi juga memahami prinsip kerjanya untuk hasil maksimal.

Tidak hanya itu, kehadiran Susanto, Koordinator Wilayah Duta Petani Milenial/Andalan (DPM/DPA) Kementerian Pertanian, sekaligus Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S), membawa semangat baru. Ia menyampaikan bahwa pemasangan LTI ini akan menjadi pintu masuk untuk pengembangan metode baru dalam penanaman dan perawatan padi.

“Kami berencana menjadikan Bojonegoro sebagai daerah percontohan penggunaan teknologi pertanian modern. Pemasangan LTI ini menjadi langkah awal menuju metode tanam dan rawat padi yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan,” ungkap Susanto.

Tentang Light Trap Insect (LTI)

LTI merupakan alat perangkap hama yang bekerja menggunakan cahaya untuk menarik serangga di malam hari. Alat ini dilengkapi panel tenaga surya, sehingga tidak membutuhkan listrik konvensional dan dapat dipasang di lokasi persawahan terpencil sekalipun. Konsep ini sangat sesuai dengan prinsip smart farming yang mendorong penggunaan teknologi digital dan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Bojonegoro dan sekitarnya untuk mulai berinovasi demi kemandirian pangan dan kesejahteraan petani.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Close