Opini

Intervensi Pencegahan Stunting Melalui Konseling pada Ibu Balita.

Stunting menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masadepan manusia, tubuh kerdil atau pendek karena gagal tumbuh pada anak usia dibawah lima tahun yang diakibatkan kekurang gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehamilan (HPK) itu akan berdampak negatif bagi kulaitas Sumberdaya Manusia.

Sebuah hasil penelitian menjelaskan dampak negatif yang ditimbulkan oleh stunting, dampak tersebut bukan hanya dialami individu saja lebih luas bagi kehidupan manusia secara umum dimasa depan, Nelson (2017) menunjukkan bukti dampak negatif stunting yang akan dialami oleh individu diantaranya: Gagal tumbuh(berat lahir rendah, kecil pendek dan kurus); Hambatan perkembangan kognitif dan motorik hal ini akan memperngaruhi  perkembangan otak individu dan keberhasilan pendidikannya; dan Gangguan Metabolik pada usia dewasa, hal tersebut akan meningkatkan risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke penyakit jantung).

Betapa dampak negatif stunting tersebut akan merugikan manusia sehingga penting sekali upaya pencegahan stunting perlu dilakukan, pemerintah Indonesia sendiri dalam mengahadapi ancaman stunting talah membentuk Satgas Percepatan Pencegahan Stunting dimana mereka yang akan berperan dalam pelaksanaan upaya pencegahan stunting di Indonesia, dalam rumusan Strategis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting periode 2018-2024 di Indonesia Ibu hamil dan rumahtangga 1000 HPK (ibu balita) menjandi sasaran Priorotas pencegahan Stunting sehingga penting bagi mereka untuk mengetahui Stunting, bahaya, dampak negatif dan cara pencegahannya.

Membentuk Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita dengan Konseling

Pengetahuan ibu terhadap stunting dan sikap ibu terhadap pencegahan stunting menjadi faktor dilakukan atau tidaknya upaya pencegahan stunting, Pengetahuan merupakan pemahaman individu setelah ia menggunakan panca inderanya untuk memahami objek tertentu dalam arti pengetahuan ibu balita memahami stunting dan pencegahannya, hal tersebut dapat berperan pada pembentukan perilaku ibu balita dalam pencegahan stunting, sedangkan sikap merupakan evaluasi negatif atau positif terhadap objek sikap yaitu stunting dan pencegahannya, sikap yang posistif lebih berpotensi membentuk perilaku individu.

Konseling dalam hal ini merupakan proses pemberian bantuan individu, atau teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan yang diberikan kepada ibu balita oleh konselor,  Konseling bertujuan membantu seseorang mendapatkan pengertian dan memperjelas pandangan yang digunakan sepanjang hidup sehingga ia dapat menentukan pilihan yang tepat. (Mahfud & Utaminingsih, 2018) Konseling Pencegahan Stunting membantu ibu bayi dalam memahami stunting sehingga mereka memiliki pengetahuan yang cukup menjadi pegangan dan mejadi dasar bagi mereka dalam melakukan pencegahan stunting bagi anaknya.

Upaya memberikan pengetahuan Ibu balita terhadap pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memberikan konseling pencegahan stunting, pemberian Konseling pada ibu hamil meningkatkan pengetahuan tentang stunting dan sikap positif ibu hamil terhadap pencegahan stunting (Ginting, dkk: 2022) dengan pengetahuan yang dimiliki ibu balita tentang stunting dan Sikap yang positif terhadap pencegahan stunting memungkinkan Ibu balita akan malakukan upaya-upaya pencegahan stunting bagi anaknnya.

Memfungsikan Kader KPM atau Kader Posyandu Desa

Idealnya pelaksanaan konseling dilakukan oleh tenaga professional yang telah memiliki kompetensi Konseling, lalu bagimana pelaksanaan konseling pencegahan stunting ditingkat desa dapat dilakukan? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan, sujumlah kendala akan ditemui dalam pelaksanaan konseling pencegahan yang mudah diakses oleh ibu balita, seringkali Ibu balita atau calon ibu bayi mendapatkan pengetahuan yang kurang terhadap stuting dan pencegahannya, sumber pengetahuan mereka tentang stunting dan pencegahannya biasanya dari Dokter atau Bidan dimana mereka memeriksakan kehamilan, atau dipuskesmas itupun jika tersedia layanannya, informasi pencegahan stunting yang ia terimapun biasanya terbatas.

Minimnya pengetahuan ibu balita tentang stunting dan pencegahannya bisa berdampak dalam pelaksanaan pencegahan stunting yang dilakukakan, sehingga dalam upaya pemberian Konseling Pencegahan perlu dilakukan oleh pihak-pihak yang lebih dekat dengan mereka misalanya Kader Pembangunan Manusia (KPM) atau Kader Posyandu, dengan memfungsikan kedua pihak itu Ibu balita akan lebih mudah mendapatkan Konseling Pencegahan Stunting.

Kader KPM dan Posyandu memiliki peran penting dalam upaya pencegahan stunting sehingga secara kapasitas mereka perlu untuk dikembangkan dan diberdayakan sehingga pencegahan stunting di tingkat desa dapat berjalan optimal.

Kesimpulan

Stunting merupakan kondisi gagal tubuh bayi akibat kekuragan gizi kronis dan berulang yang bisa dampak buruk bagi kehidupan manusia dimasa depan sehingga penting untuk dilakukan pencegahan, Konseling Pencegahan Stunting merupakan intervensi psikologis (kongnisi, afeksi dan perilaku) yang perlu diberikan kepada Ibu balita dalam upaya pencegahan stunting, dengan layanan konseling pecegahan stunting ibu balita bukan hanya memahami cara pencegahan, lebih dari itu ibu balita akan memiliki perhatian yang lebih (sikap positif) terhadap pencegahan stunting sehingga mereka akan melakukannya.

Konseling Pencegahan Stunting bisa dilalukan oleh tenaga terlatih, mengigat saat ini telah dibentuk Kader Pembangunan Manusia (KPM) di masing-masing Desa tidak ketinggalan juga Kader Posyandu sehingga KPM dan Posyandu  dapat difungsingkan atau berperan dalam pelaksanaan Konseling Pencegahan Stunting pada Ibu Balita, akan tetapi mereka perlu dilatih secara khusus untuk bisa melakukan konseling, pelatihan yang dimasud sebagai upaya pengembangan kompetensi KPM dan Kader Posyandu agar dalam pelaksanaan konseling pencegahan stunting bagi Ibu balita dapat dilaksanakan dengan optimal.

*ditulis oleh M. Hestu Widiyastono (Prekariat Ruang Desa Center) 

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close