DesaRagam

Do’a Untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat

Bojonegoro – TPQ/MADIN NURUL HUDA bersama jamaah tahlil dan jam’iyah Thoriqoh Naqsabandiyah beserta masyarakat sekitar mushola Nurul huda sekitar 50 orang lebih mengadakan do’a bersama untuk Indonesia.

Do’a bersama ini di laksanakan di halaman mushola Nurul Huda Desa Bakung Kecamatan Kanor dengan harapan mendo’akan warga Desa Bakung khususnya dan warga masyarakat Indonesia pada umumnya agar selalu di berikan perlindungan keamanan, kesejahteraan, kesehatan dan murah sandang,pangan dan papan.

Dalam kegiatan Doa bersama ini para santriwati menggunakan pakaian putih dan kerudung merah sebagai lambang semangat kemerdekaan RI yang ke 77 tahun.

Kegiatan ini di mulai pada pukul 18.00 (ba’da maghrib) sampai dengan pukul 20.00 wib dengan rangkaian acara sambutan dari pengurus TPQ/Madin NURUL HUDA, menyayikan lagu Indonesia Raya dan mars Subhanul Wathon. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan Yasin dan tahlil serta do’a bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia agar bisa pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

Ustadz Rayis selaku pengurus TPQ/MADIN Nurul Huda mengatakan pentingnya menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan kepada anak-anak generasi penerus bangsa dalam upaya merebut kemerdekaan negara Indonesia ini.

“Dalam momen HUT RI ke 77 ini pentingnya menceritakan sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda dan Jepang, kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa, supaya rasa nasionalisme dan patriotisme tumbuh pada diri anak-anak untuk cinta kepada tanah air tercinta ini,” Jelas ustadz Rayis dalam sambutanya.

Sebagai warga masyarakat yang baik sudah sepantasnya kita selalu menjaga kerukunan antar sesama, dan selalu menjaga keutuhan NKRI dari gangguan siapapun dan dimana pun yang mencoba merongrong keutuhan dari NKRI ini.

“Inilah komitmen kita sebagai rasa syukur atas nikmat kemerdekaan ini,” pungkasnya.

Keisha, salah satu santriwati mengatakan sangat senang bisa ikut pada acara ini, selain dapat cerita sejarah perjuangan pahlawan juga mendapatkan (berkat) sebutan orang desa untuk nasi tumpengnya.

” Sangat Senang sekali bisa ikut acara ini, dan makan berkat bersama temen-teman,” kata Keisha.

Do’a bersama ini di akhiri dengan acara mbuyak “berkat”, yang artinya membagikan tumpeng untuk di makan bersama-sama, atau di bawa pulang untuk dimakan dirumah.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
Close